PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA
DAN KINERJA PEGAWAI
( PADA DINAS BAPEDA KOTA JAYAPURA)
PROPOSAL
Diajukan untuk diseminarkan sebagai sala
satu syarat
Dalam Penulisan Skripsi
Oleh
:
KALVIN
MALO
NIM
: 0130441214
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2016
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang........................................................................................................... 3
B.
Rumusan
masalah...................................................................................................... 4
C.
Tujuan
Penelitian....................................................................................................... 6
D.
Manfaat
Peneliian...................................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Penelitian
Terdahulu.................................................................................................. 7
B.
Teori........................................................................................................................... 9
C.
Kerangka
Konseptual................................................................................................ 11
D.
Hipotesis.................................................................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN
1.
Lokasi
Penelitian........................................................................................................ 15
2.
Populasi
dan Sampel.................................................................................................. 15
3.
Jenis-jenis
Data.......................................................................................................... 15
4.
Teknik
Pengambilan Data.......................................................................................... 16
5.
Metode
Analisa Data................................................................................................. 16
6.
Definisi
Operasional.................................................................................................. 19
7.
Sistematika
Penulisan................................................................................................ 22
8.
Jadwal
penelitian....................................................................................................... 24
9.
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................
25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan
kompetitif,menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih
responsif agarsanggup bertahan dan terus berkembang.Untuk mendukung perubahan
organisasitersebut, maka diperlukan adanya perubahan individu. Proses
menyelaraskanperubahan organisasi dengan perubahan individu ini tidaklah mudah.
Pemimpinsebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari
tingkatyang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu,
organisasimemerlukan pemimpin reformis yang mampu menjadi motor penggerak
yangmendorong perubahan organisasi.
Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik
untukdikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan
fenomenayang sedikit dipahami. Fenomena gaya kepemimpinan di Indonesia
menjadisebuah masalah menarik dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik
danbernegara. Dalam dunia bisnis, gaya kepemimpinan berpengaruh kuat
terhadapjalannya organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran
kepemimpinansangat strategis dan penting dalam sebuah organisasi sebagai salah
satu penentukeberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan suatu
organisasi. Maka dariitu, tantangan dalam mengembangkan strategi organisasi
yang jelas terutamaterletak pada organisasi di satu sisi dan tergantung pada
kepemimpinan (Porter,1996 : dalam Sunarsih, 2001).
Model kepemimpinan modern seperti kepemimpinan transformasionalmemainkan
peranan penting bagi organisasi.Bass (1985) dalam Sunarsih (2001)mendefinisikan
bahwa kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yangmempunyai kekuatan
untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu.
Bawahan merasa percaya, kagum, loyal dan hormat terhadap atasannya
sehinggabawahan termotivasi untuk berbuat lebih banyak dari pada apa yang
biasadilakukan dan diharapkannya. Jung dan Avolio (1999) dalam Sunarsih
(2001)juga menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional meliputi pengembanganhubungan
yang lebih dekat antara pemimpin dengan pengikutnya, bukan hanyasekedar sebuah
perjanjian tetapi lebih didasarkan kepada kepercayaan dankomitmen. Kepemimpinan
transformasional pada prinsipnya memotivasibawahan untuk berbuat lebih baik
dari apa yang biasa dilakukan, dengan kata laindapat meningkatkan kepercayaan
atau keyakinan diri bawahan yang akanberpengaruh terhadap peningkatan kinerja.
Kantor-kantor cabang perusahaan ini merupakan pengelompokan kerja
dalambentuk unit kerja dan masing-masing unit kerja itu dipimpin oleh seorang
kepalacabang.Di dalamnya terdapat beberapa staf dalam bidang administrasi
dangudang, sales supervisor dan salesman.Para salesman dan sales supervisor
inilahyang terjun langsung dan bertatap muka dengan konsumen, mereka menjadisala
satu tenaga pengajar yang berkompeten.Gaya kepemimpinan yang efektif dalam
mengelola sumber daya manusiadalam suatu unit kerja akan berpengaruh pada
perilaku kerja yang diindikasikandengan peningkatan kepuasan kerja individu dan
kinerja unit itu sendiri, yangpada akhirnya akan mempengaruhi kinerja
perusahaan secara keseluruhan.Seorang pemimpin juga harus mampu menciptakan
komitmen organisasi padakaryawannya dengan menanamkan visi, misi, dan tujuan
dengan baik untukmembangun loyalitas dan kepercayaan dari karyawannya. Komitmen
karyawandiindikasikan menjadi pemediasi pengaruh gaya kepemimpinan
terhadapkepuasan kerja dan kinerja.Mengingat pentingnya masalah tersebut, maka
penulis tertarik untukmelakukan telaah ilmiah yang berjudul
“PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA
DAN KINERJA PEGAWAI PADADINAS BAPEDA KOTA JAYAPURA”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, kita ketahui bahwa
permasalahansumber daya manusia dalam organisasi/ Dinas pada dasarnya merupakan masalah yangrumit karena
menyangkut masalah individu. Setiap individu mempunyaikebutuhan dan keinginan
yang berbeda-beda, tidak banyak orang yangmendapatkan kepuasan atas kompensasi
dan penghargaan yang mereka harapkantidak banyak pula orang yang mempunyai
kesempatan mengekspresikan diri danmerasakan kebebasan atas kendali yang
dinikmati saat dia bekerja.Permasalahan-permasalahan individu dalam organisasi
seperti itulah yang harusmenjadi perhatian dari seorang pemimpin.Pemimpin yang
efektif yaitupemimpin yang mengakui kekuatan-kekuatan penting yang terkandung
dalamindividu atau kelompok.Fleksibilitas pemimpin dalam pendekatan
terhadapmasalah-masalah individu ini nantinya dapat menjadi dasar
untukmengoptimalkan kinerja serta merancang sistem organisasi yang lebih
baik.Dari tinjauan singkat Dinas Bapeda Kota jayapuratersebut di atasdapat kita
ketahui bahwa orientasi perusahaan tertuju pada pemberian pelayananterbaik dan
kinerja yang professional.
Peran seorang pemimpin adalah menciptakan semangat dan gairah
kerja
seluruh pegawainya. Pemimpin juga harus bisa menjelaskan visi dan
misiorganisasi dengan baik dan mengarahkan pegawai-pegawainya kepada tujuanyang
jelas. Seorang pemimpin harus bisa menyampaikan tugas dan target denganjelas,
menjadi teladan dan inspirasi, menciptakan suasana kerja yangmenyenangkan,
menerima keluhan dan berdiskusi, memberi otonomi danmemotivasi
karyawan-karyawannya untuk terus maju. Dengan demikianpemimpin mampu mencetak
karyawan yang kreatif, mencintai pekerjaanya sertaloyal terhadap organisasi.Pemimpin
seperti ini nantinya juga dapat mengkontrolbagaimana kinerja para pegawainya
serta menanggulangi berbagai hambatannya.Seorang pemimpin harus dapat memahami
permasalahan individu,menumbuhkan kepercayaan dari pengikutnya, memberikan
wawasan dan mejaditeladan yang akan berpengaruh positif terhadap perilaku kerja
karyawan. Selain
Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi
rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Dinas Bapeda Kota
Jayapura terhadap kepuasan kerja danterhadap kinerja?
2. Bagaimana pengaruh komitmen Dinas Bapeda Kota Jayapura terhadap kepuasan kerja terhadap kinerja
Pegawai?
3. Bagaimana pengaruh komitmen Dinas Bapeda Kota Jayapurasebagai
pemediasi hubunganantara gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dan terhadap
kinerja?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
perilakukepemimpinan terhadap kepuasan kerja dan kinerja Pegawai dengan komitmenDinas sebagai sala satu bentuk organisasi pada karyawan Dengan mengetahui hubungan
tersebut, selanjutnya akan dapatmembantu Dinas Bapeda Kota Jayapura dalam menanggulangi permasalahan-permasalahanbaik
individu maupun kelompok yang nantinya dapat digunakanoleh pimpinan dalam
menerapkan kebijakan dan peraturan, menjaga stabilitaskerja serta meningkatkan
produktivitas organisasi yang mampu menciptakan Lapangan kerja yang handal.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada
pihakDinas Bapeda Kota Jayapura dalammelakukan strategi yang tepat untuk dapat
meningkatkan kinerja dankepuasan kerja pegawai terutama dengan menggunakan gayakepemimpinan
dan menciptakan komitmen organisasi dengan tepat.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bahan
penelitianselanjutnya dalam rangka menambah khasanah akademik sehinggaberguna
untuk pengembangan ilmu, khususnya bidang ManajemenSumber Daya Manusia.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian
Terdahulu
B. Darwish A. Yousef (2000), “Organisational Commitment: A
Mediator of The
C. Relationship of Leadership Behavior with Job Satisfaction and
Performance in Non-
D. Western Country”.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa komitmen organisasi
E. memediasi hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja
dan kinerja,
F.
selain itu penelitian ini
juga menemukan bahwa budaya nasional menjadi moderasi
G. hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja.
H. Lee Huey Yiing and Kamarul Zaman Bin Ahmad (2009), ”The
Moderating
I.
Effects of
Organizational Culture on The Relationships Between Leadership
J.
Behaviour and
Organizational Commitment and Between Organizational
K. Commitment and Job Satisfaction and Performance”. Penelitian ini mengacu pada
L. penelitian Yousef (2000) di atas, hasil dari penelitian ini
mengemukakan bahwa tiga
M. elemen budaya organisasi (budaya birokratik, inovatif dan
suportif) memoderasi
N. secara signifikan hubungan antara gaya kepemimpinan parsitipatif
dan gaya
O. kepemimpinan suportif terhadap komitmen organisasi. Sedangkan
hubungan antara
P.
gaya kepemimpinan direktif
terhadap komitmen organisasi hanya dimoderasi oleh
Q. dua elemen saja yaitu budaya inovatif dan suportif. Ketiga elemen
budaya organisasi
R. tersebut juga tidak memoderasi hubungan antara komitmen organisasi
dan kinerja
S.
karyawan. Sedangkan hasil
penelitian lebih lanjut mengemukakan bahwa komitmen
T.
organisasi memiliki hubungan
negatif terhadap kepuasan kerja dan hanya memiliki
U. hubungan positif lemah terhadap kinerja karyawan. Menurut Lee Huey
Yiing and
V.
57
W. Kamarul Zaman Bin Ahmad (2009), hal ini disebabkan adanya
perbedaan faktorfaktor
X. demografi dari tiap-tiap responden seperti umur, latar belakang
budaya serta
Y. tingkat pendidikan yang tinggi yang membuat karyawan puas terhadap
pekerjaan
Z. mereka namun tidak ingin berkomitmen terhadap organisasinya.
AA.Elisabeth
A. Sorentino (1992), “The Effect of Head Nurse Behavior on Nurse
BB.
Job Satisfaction and
Performance”. Penelitian ini mencoba
menguji hubungan antara
CC.
gaya kepemimpinan kepala
rumah sakit yang selalu memberikan petunjuk dan
DD.
dorongan terhadap kepuasan
kerja perawat-perawatnya. Hasilnya adalah dorongan
EE.dan semangat yang
diberikan oleh kepala perawat tersebut berpengaruh positif
FF. terhadap kepuasan kerja dan kinerja perawat.
GG.
Sri Trisnaningsih (2007),
“Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi
HH.
Sebagai Mediasi Pengaruh
Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan
II. Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor”. Pada penelitiannya,
Sri
JJ. Trisnaningsing (2007) menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
KK.
langsung terhadap kinerja
auditor. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa gaya
LL.kepemimpinan dalam
kantor akuntan publik sebagai faktor yang dominan dalam
MM.
menentukan dan pembentukan
karakter perusahaan. Selanjutnya karakter perusahaan
B. Teori
Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya
dapatditerangkan melalui tiga aliran teori sebagai berikut :
1. Teori Genetis (Keturunan)
Inti dari teori ini menyatakan bahwa “leader are born and not
made”(pemimpin itu dilahirkan sebagai bakat dan bukannya dibuat). Para
penganutaliran teori ini berpendapat bahwa seorang pemimpin akan menjadi
pemimpinkarena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinannya. Dalam keadaan
yangbagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan
menjadipemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara
mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan
fasilitas ataudeterminitis.
2. Teori Sosial
Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu
sisi, maka teoriinipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori
sosial ini ialahbahwa “leader are made and not born” (pemimpin itu
dibuat atau dididik danbukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan
inti teori genetika.Parapenganut teori ini mengetengahkan pendapat yang
mengatakan bahwa setiaporang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan
dan pengalamanyang cukup.
3. Teori Ekologis
Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung
kebenaran, makasebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran
teori ketiga. Teoriyang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa
seseorang hanya akanberhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah
memiliki bakatkepemimpinan.
Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikanyang
teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebihlanjut.Teori
ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulusehingga dapat
dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran.Selain teori-teori
dan pendapat-pendapat yang menyatakan tentang timbulnyagaya kepemimpinan
tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) mengemukakan bahwagaya kepemimpinan pada
dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen,yaitu pemimpin itu sendiri,
bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinantersebut diwujudkan. Bertolak
dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard (1992)mengajukan proposisi bahwa
gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi daripemimpin (p), bawahan (b) dan
situasi tertentu (s), yang dapat dinotasikan sebagai :k = f (p, b, s). Menurut
Hersey dan Blanchard, pemimpin (p) adalah seseorang yangdapat mempengaruhi
orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerjamaksimum yang telah
ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akanberjalan dengan baik
jika pemimpin mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dansetiap pemimpin mempunyai
keterampilan yang berbeda, seperti keterampilanteknis, manusiawi dan
konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atausekelompok orang yang
merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikutyang setiap saat siap
melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersamaguna mencapai
tujuan.Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat
strategis,karena sukses tidaknya seseorang pimpinan bergantung kepada para
pengikutnya ini.Oleh sebab itu, seorang pemimpin dituntut untuk memilih bawahan
dengan secermatmungkin. Adapun situasi (s) menurut Hersey dan Blanchard adalah
suatu keadaanyang kondusif, di mana seorang pemimpin berusaha pada saat-saat tertentumempengaruhi
perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangkamencapai
tujuan bersama. Dalam satu situasi misalnya, tindakan pemimpin padabeberapa
tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saatsekarang,
karena memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian, ketiga unsure yang
mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pemimpin, bawahan dan
situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya,
dan akanmenentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan itu sendiri.
C. Kerangka Konseptual
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut
berkembangbeberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut
(Siagian,1997).
1. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki
kriteria atauciri sebagai berikut:
a. Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi;
b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi;menganggap bawahan sebagai alat semata-mata;
c. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat;
d. Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya;
e. Dalam tindakan penggerakkannya sering mempergunakan
pendekatanyang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe MiliteristisPerlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang
dimaksud dari seorangpemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin
organisasimiliter. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang
pemimpinyang memiliki sifat-sifat berikut :
a. Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
seringdipergunakan;
b. Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkatdan
jabatannya;
c. Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
e. Sukar menerima kritikan dari bawahannya;
f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang
paternalistis ialahseorang yang memiliki ciri sebagai berikut :
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak
dewasa;bersikap terlalu melindungi (overly protective);
b. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untukmengambil
keputusan;
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untukmengambil
inisiatif;
d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
untukmengembangkan daya kreasi dan fantasinya;
e. Sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan
sebab-sebab-sebabmengapa seseorang pemimpin memiliki karisma.Umumnya diketahui
bahwapemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dankarenanya
pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangatbesar, meskipun para
pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskanmengapa mereka menjadi pengikut
pemimpin itu.Karena kurangnyapengetahuan tentang sebab musabab seseorang
menjadi pemimpin yangkarismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin
yang demikiandiberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers).Kekayaan,
umur,kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.
5. Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa
tipepemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern.Hal
ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagaiberikut
:
a. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak daripendapat
bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia;
b. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan
tujuanorganisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari padabawahannya;
c. Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik daribawahannya;
d. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam
usahamencapai tujuan;
e. Ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya
kepadabawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agarbawahan
itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebihberani untuk berbuat
kesalahan yang lain;
f. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih
suksesdaripadanya;
g. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya
sebagaipemimpin.Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe
demokratisbukanlah hal yang mudah.Namun, karena pemimpin yang demikian adalah
yangpaling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi
seorangpemimpin yang demokratis.
D. Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dan untuk menguji
pengaruhvariabel mediasi (variabel intervening) dalam memediasi variable
independenterhadap variable dependen digunakan metode analisis regresi linear,
analisisjalur dan Sobel Test. Analisis jalur merupakan perluasan dari
analisis regresiberganda, atau dengan kata lain analisis jalur adalah
penggunaan analisis regresiuntuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel
yang telah ditetapkansebelumnya berdasarkan teori. Persamaannya antara lain
adalah sebagai berikut :
Komitmen Org. = a + β1Gaya Kep + e1……………………….………(1)
Kepuasan Kerja = a + β1Gaya Kep+ β2Komitmen Org+ e2…(2)(3)
Kinerja = a + β1Gaya Kep+ β2Komitmen Org+e3…..(4)(5)
Keterangan :a : Konstanta
β :Koefisien Regresi
e : Error
Dalam menguji hipotesis yang diajukan, peneliti menggunakan
ujisignifikansi simultan (uji statistik F) dan uji parameter individual (uji
stastistik t).Menurut Ghozali (2005) uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan
apakahsemua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai
pengaruhsecara simultan terhadap variabel dependen, sedangkan uji stastistik padadasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secaraindividual dalam menerangkan variabel
dependen.Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05(α=5%).
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak
(koefisien regresi tidak
signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen
tersebuttidak mempunyaipengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien
regresisignifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen
tersebutmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.Data
dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan programStatistical
Package for Social Sciences (SPSS) 15.0. Hipotesis dalam penelitianini
dipengaruhi oleh nilai signifikansi koefisien variabel yang bersangkutansetelah
dilakukan pengujian.Kesimpulan hipotesis dilakukan berdasarkan t-testdan
F-test untuk menguji signifikansi variabel–variabel independen
terhadapvariabel dependen.
BAB III METODE PENELITIAN
.
1.Lokasi
Penelitian
Peneliti melaukan penelitian bertempat
di Kantor Dinas BAPEDA kota jayapura, Entrop
2.
Populasi dan Sampel
Populasi
didefinisikan sebagai keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1998 : 115).
Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh pegawai dan karyawan Dinas Bapeda
Kota jayapura.
Pada penelitian ini jumlah sampel sebanyak 100 pegawai Pada Dinas
Bapeda Kota Jayapura. Penentuan jumlah sampeldidasarkan pada pendapat dari
Roscoe (1975) dalam Sekaran (2000) yang menyatakan bahwa pertama, ukuran sampel
yang lebih besar dari 30 dan kurangdari 500 pada kebanyakan penelitian sudah
mewakili. Kedua, jika sampel dibagidalam subsample, maka setiap kategori
diperlukan minimal 30 sampel.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
dengan menggunakan stratifiedrandom sampling yaitu sekelompoksubyek
secara acak berdasar ciri atau sifattertentu yang dianggap memiliki hubungan
erat dengan sifat-sifat populasi.
3.
Jenis dan Sumber Data
a.
Jenis Data
Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif karena data yang
diperoleh adalah hasil penilaian atau persepsi dari responden terhadap objek
penelitian.
b.
Sumber Data
Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Data
Primer Merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu
atau perseorangan seperti dari hasil wawancara atau hasil pengisian
kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.
- Data
Sekunder Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak
lain.
4.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan metode survey melalui
pembagiankuesioner kepada responden. Syamsul Hadi (2006) menyatakan bahwa
kuisioneradalah set pertanyaan yang sudah disiapkan dan ditulis sebelumnya oleh
peneliti,untuk dimintakan jawabannya pada responden, kuisioner tidak selalu
berupapertanyaan, namun juga dapat berupa pernyataan. Proses penyebaran
danpengumpulan kuesioner dilakukan secara langsung di tempat yang menjadi
obyekpenelitian. Alasan menggunakan metode survei dengan menyebarkan
kuesionersecara langsung kepada responden adalah agar peneliti dapat menghemat
waktu,
tenaga, dan biaya. Penggunaan metode tersebut juga diharapkan
dapatmengungkap persepsi responden yang sebenarnya.
5.
Metode Analisa Data
Data primer dan data sekunder dianalisis secara deskriptif dengan
batuan tabel dalam jumlah persentase.Dalam pendekatan analisis, maka data
diolah secara kuantitatif dengan metode statistik parametrik. Berdasarkan
identifikasi masalah dan hipotesis yang diajukan, maka langkah-langkah analisis
statistik yang akan dilakukan dalam pengolahan hasil penelitian adalah sebagai
berikut :
1.Rentang
Kriteria Pengukuran
Tahapan proses untuk menentukan rentang kriteria pengukuran data adalah sebagai
berikut :
a. Tentukan
skor terendah dan tertinggi
dengan
cara mengalikan jumlah sampel yang diketahui adalah N = 74 orang/responden
dengan bobot yang paling rendah (74 x 1) dan bobot paling tinggi (N x 5), maka
didapat rentang terendah adalah 74, sedangkan yang tertinggi adalah 370.
b.
Rentang Interval tiap kriteria untuk skor
c. Daftar skala penilaian tiap kriteria
2.
Analisis Regresi Linier Berganda
Adalah
analisis yang digunakan untuk menentukan pengaruh antara variabel bebas
(Penempatan dan Motivasi) dengan variabel terikatnya (Kinerja). Menurut
Sugiyono dalam bukunya “Statistik untuk Penelitian” (2012 : 275), persamaan
regresi adalah sebagai berikut :
Nilai a
dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
3. Analisis Korelasi
Dimana r dapat diketahui dengan rumus :
- Jika
r = 0 atau mendekati 0, maka pengaruh antara variabel sangat lemah atau
tidak ada pengaruh sama sekali.
- Jika
r = 1 atau mendekati 1, maka pengaruh antara variabel sangat kuat atau
cukup kuat dan mempunyai pengaruh searah.
- Jika
r = -1 atau mendekati -1, maka pengaruh antara variabel sangat kuat atau
cukup kuat dan mempunyai pengaruh terbalik.
Menurut Sugiyono (2012 : 231), menjelaskan bahwa untuk dapat
memberi interpretasi terhadap lemah atau kuatnya pengaruh itu, maka dapat
digunakan pedoman sebagai berikut :
4.
Koefisien Determinasi
Koefisien
determinasi adalah angka atau indeks yang digunakan untuk mengetahui besarnya
sumbangan sebuah variabel atau lebih terhadap variasi naik turunnya variabel
yang lain, dengan rumus :
5. Rancangan Pengujian Hipotesis
a. Menentukan F_hitung dengan menggunakan statistik Uji F dengan rumus
statistik menurut Sugiono (2012) adalah sebagai berikut :
b. Menentukan model keputusan dengan statistik Uji F asumsi pengujian adalah
sebagai berikut :
6.
Definisi Operasional
Variabel
bebas (x)
Yaitu
variabel yang dalam hubungannya dengan variabel lain bertindak sebagai penyebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat ( dependent ). Dalam penelitian ini
variabel bebas nya adalah sebagai berikut:
- Penempatan
(X1) merupakan salah satu usaha untuk menyalurkan kemampuan karyawan
sebaik-baiknya dengan jalan memberikan atau menempatkan karyawan pada
posisi atau jabatan yang paling sesuai untuk memperoleh prestasi kerja
yang optimal.
- Motivasi
(X2) yaitu konsep yang digunakan utuk menggambarkan adanya
dorongan-dorongan yang muncul dari dalam seorang individu.
Variabel
Terikat (Y)
Yaitu
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas.Adapun variabel terikatnya adalah Kinerja pegawai yaitu hasil kerja yang
telah dilakukan seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.
Dari
definisi operasional masing-masing variabel tersebut dapat kita lihat dalam
tabel berikut :
7.
Sistematika Penulisan
Sistimatika penulisan Proposal ini disajikan dalam tiga bab yang mana setiap babnya akan dibagi
menjadi beberapa sub bab. Adapun sistimatika penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut: :
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini, penulis mengemukakan tentang latar belakang
masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kerangka berpikir, hipotesis dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Pada bab ini, penulis mengemukakan seputar teori
yang telah ada yang dijadikan landasan dalam penulisan skripsi ini yang
meliputi tentang Pengertian manajemen sumber daya manusia, Teori-teori yang
berhubungan dengan disiplin kerja, dan prestasi kerja.
Pada bab ini, penulis mengemukakan tentang Tempat dan
waktu penelitian, Metode penelitian, Metode pengumpulan data serta Metode
analisis data.
8.
Jadwal Penelitian
No
|
Waktu
|
Tempat
|
Ket.
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
jumaat
|
Dinas Bapeda Kota Jayaputa
|
Aktif
|
DAFTAR PUSTAKA
Arrizal, 2001. “Pemimpin Gaya Kepemimpinan Transaksional Mencapai
Sukses
Melalui Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jurnal Kajian Bisnis. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha. No. 22 Januari-April.
Bavendam, J. (2000). “Managing Job Satisfaction”.Special
Report, Vol 6,
Bavendam Research Incorporated, Mercer Island.http://www.
bavendam.com/
Flippo, Edwin B. Masud Moh (alih bahasa),1990.Manajemen
Personalia. Edisi
Keenam. Jilid Kedua.Jakarta : Erlangga
Ghozali, Imam (2005). Aplikasi Analisis Multivatiate dengan
Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., dan Donnelly, J.Jr. (1984). Organisasi
dan
Manajemen: Perilaku, Sruktur, dan Proses. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Handoko, T.H. (1992), Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia.
Yogyakarta, BPFE
Heidrajrahcman dan Husnan Suad (2000) “Manajemen Personalia”,
Yogyakarta,
BPFE
Kaihatu, T.S., Rini, W.Astjarjo (2007), “Kepemimpinan
Transformasional dan
Pengaruhnya Terhadap Kepuasan atas Kualitas Kehidupan Kerja,
Komitmen